Makalah Psikologi Perkembangan Masa Pranatal

TAHAP PERKEMBANGAN PRANATAL
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan
Dosen Pengampu : Andar Ifazatul Nurlatifah M.Pd.I.
Description: https://sp.yimg.com/xj/th?id=OIP.M3e9306b8acf14c4ce67fcc475aa717d9o0&pid=15.1&P=0&w=300&h=300
Oleh:
1.     Etik Siti Handayani          (23060-15-0036)
2.     Fauzul Muna Amalia         (23060-15-0053)
3.     Iftach Laila R.I.                 (23060-15-0034)
4.     Umi Lutfiyah                    (23060-15-0055)
5.    Zulia Fitriani                     (23060-15-0035)

TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2016



KATA PENGANTAR

             Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat limpahan rahmat, karunia dan nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai perkembangan psikologi tahap prenatal ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi akhir zaman, Nabi Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarga-Nya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu serta teman-teman yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada kami. Akhirnya, makalah ini telah selesai kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Psikologi.
              Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Kritik dan saran sangat kami harapkan dalam upaya perbaikan dalam membuat makalah selanjutnya. Terima kasih. Selamat membaca.



Salatiga, 18 Juni 2016


                                                                                                            Penulis




DAFTAR ISI
Halaman Sampul.………………………..……………………………………….i
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..1
A.    Latar Belakang.............................................................................................1
B.    Rumusan Masalah........................................................................................1
C.    Tujuan Penulisan…………………………………..…….………………..2
BAB II  LANDASAN TEORI…...…………………………..……..……………3
A.    Perkembangan Masa Prantal…………………………………………....3
B.    Tahap – Tahap Perkembangan Masa Prenatal …………….…………...6
C.    Aspek-aspek perkembangan prenatal……………………………….....15
D.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal………..17
BAB III PEMBAHASAN………………………………………………………22
A.    Hasil pengamatan………………………………………………….…..22
B.    Pembahasan…………………………………………………………....23
BAB IV PENUTUP…….……………………………….…………...………...24
A.    Kesimpulan………………….…………………………….…………..24
B.    Saran………………………….……………………………...………..25
DAFTAR PUSTAKA…………………………………….…………………...26








BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Secara biologis hidup itu di mulai pada waktu konsepsi atau pembuahan.  Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9 bulan atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Dilihat dari waktunya, periode prenatal ini merupakan periode perkembangan manusia yang sangat singkat, tetapi justru pada periode inilah terjadi perkembangan yang sangat cepat dalam diri individu. Pada masa-masa awal ini penelitian-penelitian yang di lakukan oleh  sebagian besar ahli psikologi barat cenderung di mulai dari periode bayi yang baru lahir dan mengabaikan periode prenatal. Kemudian pada pertengahan tahun 1940 muncul kesadaran bahwa mengetahui segala kejadian  pada masa prenatal sangat penting untuk dapat memahami secara utuh pola perkembangan yang normal.
Perkembangan pada manusia di mulai pada saat konsepsi atau pembuahan, yaitu pada pembuahan telur oleh sperma dan kemudian terbentuk zigot. Karena itu masa prenatal  ini bukan saja merupakan periode khusus  dalam rentang kehidupan manusia tetapi juga merupakan periode yang sangat menentukan.
Makalah ini akan menjelaskan tentang  tahap-tahap perkembangan prenatal, Aspek pekembangan prenatal, karakteristik dan faktor-faktor perkembangan prenatal.

B.    Rumusan Masalah
Untuk memudahkan mencari materi yang akan dijelaskan dalam makalah ini, kami membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1.     Bagaimana Perkembangan masa prenatal ?
2.     Apa saja dan bagaiman tahap – tahap perkembangan prenatal ?
3.     Apa dan bagaimana aspek perkembangan prenatal ?
4.     Bagaimana faktor – faktor perkembangan prenatal ?
C.    Tujuan Masalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.     Agar pembaca  mengetahui bagaimana perkembangan masa prenatal.
2.     Agar pembaca mengetahui apa saja dan bagaimana tahap – tahap perkembangan prenatal.
3.     Agar pembaca mengetahui apa saja dan bagaimana aspek perkembangan prenatal.
4.     Agar pembaca mengetahui bagaimana faktor – faktor perkembangan pranatal.






BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Perkembangan Masa Prantal
Periode perkembangan yang pertama dalam jangka kehidupan manusia yang dinamakan masa prenatal, Dimulai pada waktu konsep SI, Yaitu dari pembuahan Ovum oleh sel Sperma dan berakhir pada waktu kelahiran. Lamanya masa ini kurang lebih 280 hari atau 9 bulan ditambah sepuluh sepuluh hari.
Walaupun masa pranatal ini relatif pendek akan tetapi penting karena 4 hal,yaitu:
1. Segala sesuatu yang di dapatkan dari warisan yang menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya ditetapkan pada masa ini.
2. Keadaan-keadaan yang menguntungkan di dalam badan ibu dapat memelihara perkembangan dari potensi-potensi yang di dapatkan dari warisan, sedangkan keadaan yang kurang baik dapat menghambat ataupun merubah pola perkembangan yang akan datang.
3. Apabila dibandingkan dengan keadaan di dalam periode-periode perkembangan yang lain. Maka di dalam masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang lebih banyak dari pada di dalam periode-periode perkembagan lainnya diseluruh kehidupan manusia.
4. Merupakan masa dimana orang-orang yang berarti dan penting bagi seseorang menentukan sikapnya, jelasnya dimana orang tua menentukan sikapnya terhadap bayi yang akan datang. Sikap-sikap ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap cara mereka akan menghadapi dia terutama dalam tahun pertama dalam kehidupannya dan cara tersebut sangat mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
Pada masa-masa awal penelitian ilmiah tentang perkembangan anak yang dilakukan oleh para ahli psikolog (Barat) perkembangan individu pada masa prenatal ini kurang mendapatkan perhatian bahkan cenderung di abaikan. Pada masa awal ini penelitian-penelitan yang dilakukan oleh sebagian ahli psikologi (Barat) cenderung dimulai dari periode bayi yang baru lahir dan mengabaikan periode pranatal. Hal ini adalah karena mereka menganggap bahwa perkembangan fisik, dan karenanya memberi sedikit sumbangan bagi pemahaman psikologis tentang perkembangan.
Kemudian baru pada pertengahan tahun 1970 muncul kesadaran bahwa mengetahui segala kejadian pada masa prenatal sangat penting untuk dapat memahami secara utuh pola perkembangan yang normal. Bahkan belakangan ini penelitian ilmiah telah menunjukkan fakta bahwa terdapat sejumlah pola perkembangan penting yang terjadi pada periode prenatal.
Prenatal ini bukan saja merupakan periode khusus dalam rentang hidup manusia tetapi merupakan periode yang sangat menentukan. (Huclock, 1980) Jauh sebelum adanya perhatian dan pengakuan dari kalangan psikolog barat. Terhadap perkembangan individu pada masa prenatal ini. Psikolog timur, Terutama psikolog islam telah lebih dulu meempatkan masa prenatal ini sebagai periode awal perkembangan individu. Selama masa prenatal ini individu tidak hanya mengalami perkembangan fisik melainkan  mengalami perkembangan psikologis. Dewasa ini para ahli psikologi perkembangan menyakinibahwa kehidupan manusia berawal dari sel sperma laki-laki dan sel telur wanita. Pada saat itu sel sperma laki-laki bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan menghasilkan satu bentuk sel yang telah terbuahi yang di sebut zigot. Yang dalam psikologis islam di sebut Nutpah yaitu air mani.
Dengan demikian dapat di pahami bahwa sel-sel sperma pria dan sel-sel telur (ovum) wanita pada dasarya memiliki daya hidup atau energi kehidupan yang dalam psikologi islam di sebut hayat. Karena adanya daya tahan hidup ini pula lah yang membuat janin dalam kandungan dapat menjadi individu baru.
Semua ini memuat anggapan yang menyatakan bahwa perkembangan dan kehidupan manusia di mulai dari masa prenatal yakni sejak terjadinya pembuahan sl telur (ovum) Wanita oleh oleh sel sperma laki-laki dan bentuknya zigot.


B.    Tahap – Tahap Perkembangan Masa Prenatal
1.   Perspektif Islam
Para ahli psikologi Islam membagi periode prenatal atas beberapa tahap. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran Surat Al-Mukminun ayat 12-14 berikut.
Artinya : Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (nuthfah) yang disimpan dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani (nuthfah) itu kami jadikan segumpal darah (mudghah), lalu segumpal darah (‘alaqah) itu kami jadikan segumpal daging (mudghah), dan segumpal daging (mudghah) itu kami jadikan tulang belulang (‘idhom), lalu tulang belulang (‘idhom) itu kami bungkus dengan daging (lahm). Kemudian kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik .(Q.S. Al-Mukminun :12-14)

Tahap-tahap perkembangan masa prenatal berdasarkan Al-Quran seperti yang dijelaskan pada ayat di atas dapat diuraikan lebih jelas sebagai berikut:
a.   Tahap Sulalatin min thin (saripati tanah)
Pada tahap ini manusia makan dari hasil bumi dan ketika saripati tanah masuk ke dalam tubuh manusia, saripati itu lantas dipakai tubuh sebagai starting materials dalam proses metabolisme pembentukan  nutfah di dalam sel-sel reproduksi.
b.   Tahap Nuthfah
Kata nutfah sering kali diterjemahkan dengan air mani atau setetes mani. Kata yang biasa digunakan hampir serupa dengan nutfah adalah nutfatin amsyaaj, atau setetes mani yang bercampur. Ini berarti pencampuran dua nutfah atau benih yaitu dari laki-laki (sperma) dan dari perempuan (ovum).
Nutfah juga disebut sebagai air yang hina (maa’in mahiin,Surah al-Mursalat/77: 20) atau air yang terpancar (maa’in daafiq,Surah at-Taariq/86: 6). Menurut hitungan para ahli, sperma yang keluar dalam satu kali ejakulasi berjumlah jutaan ekor. Akan tetapi dari jumlah sebanyak itu, hanya satu yang dapat melakukan pembuahan. Setelah pembuahan berlangsung, terjadilah perubahan yang cepat pada indung telur. Dengan segera, indung telur menghasilkan membran yang mencegah sperma lain untuk ikut melakukan pembuahan.
c.   Tahap ‘Alaqah
Setelah lima jam dalam bentuk zigot, kemudian zigot tersebut membelah diri tanpa merubah ukuran dan bergerak melalui tabung yang menghubungkan indung telur dan rahim. Zigot selanjutnya menempelkan diri di dinding rahim.
Proses pembuahan dan perjalanan zigot hingga akhirnya menempel di dinding rahim yang memerlukan waktu hingga enam hari. Zigot tetap menempel pada dinding rahim dan tumbuh hingga hari ke -15 ketika bentukan ‘alaqah dimulai.
‘Alaqah merupakan bentuk praembrionik yang terjadi setelah pencampuran sperma dan ovarium. ‘Alaqah oleh para ilmuwan disamakan dengan lintah karena hidupnya tergantung pada darah ibunya. ‘Alaqah terbentuk sekitar 24-25 hari sejak pembuahan. Jika jaringan praembrionik ini digugurkan maka ia akan tampak seperti segumpal darah.
d.    Tahap Mudhghah
Embrio berubah bentuk dari tahapan ‘alaqah ke permulaan tahapan mudgah pada hari ke 24 atau 26. Waktunya relatif lebih cepat ketimbang perubahan dari tahap nutfah ke‘alaqah .
Tahapan mudgah ditandai dengan bermulanya pertumbuhan dan pembiakan sel yang luar biasa. Segumpal daging ini terdiri dari sel-sel atau jaringan-jaringan yang sudah maupun yang belum mengalami diferensiasi.
Pada minggu ke-5, jantung mulai berdetak. Embrio juga sudah mengembangkan plasenta, suatu bentuk tabung yang masuk ke dalam dinding rahim dan mengalirkan oksigen serta makanan dari darah ibu ke tubuh janin. Tahapan mudgah berakhir pada minggu ke-6, kurang lebih pada hari ke-40.
e.    Tahap ‘Idzaman
Tahap pembentukan tulang ini jelas sangat penting, dimulai dengan bentuk seperti daging atau permen karet dengan lekukan dan tonjolan seperti digigit—masa mudgah, dengan cepat berubah menjadi sesuatu dengan bakal orang yang mulai tampak, walaupun bentuk manusia belum kelihatan secara jelas. Kemudian dalam waktu singkat beberapa hari pada akhir minggu ke-6, terbentuk tulang-tulang yang merubah penampakan secara drastis menjadi mirip manusia.
Pada minggu ke-7, bentuk manusia semakin nyata dengan bermulanya pembentukan kerangka. Masa ini—sekitar hari k-40 hingga 45—adalah garis batas yang membedakan masa mudgahdan bentuk manusia. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa masa antara hari ke-40 hingga 45 adalah hari-hari yang sangat penting bagi perkembangan embrio. Pada waktu itulah embrio berubah bentuk menjadi bentuk manusia. Pembentukan tulang ini akan semakin berbentuk mirip manusia setelah pada tahap berikutnya tulang itu diselimuti otot dan daging.
f.    Tahap Lahman
Dengan  selesainya masa pembalutan tulang dengan lahm(otot dan daging), bentuk semakin jelas. Otot mengambil posisi di sekeliling tulang di sekujur tubuh. Dengan demikian kata “memberi pakaian” kepada tulang yang digunakan dalam Al-Qur’an adalah tepat adanya. Bagian-bagian tubuh embrio yang semula terpisah-pisah telah saling terhubung. Seiring dengan selesainya fase pembentukan otot, embrio manusia pun mulai dapat digerakkan.
Pembungkusan tulang oleh otot dan daging merupakan babak baru dalam perkembangan anak manusia. Seiring usainya proses myogenesis (pembentukan otot), embrio mulai dapat bergerak. Masa ini, dimulai pada akhir minggu ke-7 dan berakhir pada akhir minggu ke-8, dianggap sebagai babak akhir pembentukan embrio, atau dalam bahasa Arab disebut takhalluq. Akhir fase embriologi ini segera diikuti dengan fase dimulainya perkembangan janin, yang dalam Al-Qur’an dibahasakan dengan nasy’ah alias perkembangan.
g.   Tahap Takhalluq (masa perkembangan)
Pada akhir minggu ke-8, satu fase penting dimulai. Perubahan fase ini jauh lebih cepat ketimbang tahap-tahap sebelumnya. Embrio berubah menjadi makhluk lain saat ukuran kepala, tubuh, kaki dan tangan mulai mencapai ukuran proporsional. Ini terjadi antara minggu ke-9 dan 12. Pada minggu ke-10, organ kelamin bagian luar sudah mulai terbentuk. Tulang yang semula terdiri atas unsur-unsur lunak berubah menjadi bahan kapur yang keras pada minggu ke-12. Jari kaki dan jari tangan juga sudah dapat dibedakan pada minggu ini.
Berat janin meningkat signifikan pada minggu-minggu ini seiring perkembangan otot dan dagingnya. Pada saat ini janin sudah secara sadar menggunakan tangannya untuk menangkap sesuatu, menendang dengan kakinya atau bahkan melakukan salto. Pada saat ini pula janin sudah dapat melakukan apa yang diingininya.
Pada tahap ini, semua organ sudah berfungsi. Janin siap untuk hidup di luar rahim sejak berumur sekitar 22-26 minggu, yakni kurang lebih 6 bulan pasca pembuahan. Namun, tentunya ini terjadi bila sistem pernafasan dan syarafnya berfungsi normal.

2.  Perspektif Barat
Pada umumnya ahli psikologi Barat membagi periode prenatal atas tiga tahapan yaitu tahap germinal atau zigot, embrionik, dan janin. Untuk lebih jelasnya ketiga tahap perkembangan periode prenatal ini, berikut akan diuraikan masing-masing.
a.   Tahap Germinal (Germinal Stage)
Tahap germinal yang sering juga di sebut periode zigot, ovum atau periode nuthfah, adalah periode awal kejadian manusia. Periode germinal ini berlangsung kira-kira 2 minggu pertama dari kehidupan, yakni sejak terjadinya pertemuan antara sel sperma laki-laki dengan sel telur (ovum) perempuan, yang di namakan dengan pembuahan (fertilization). Saat itu sel sperma pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan menghasilkan satu bentuk sel baru yang di sebut zigot. Zigot ini kemudian membelah-belah menjadi sel-sel yang berbentuk bulatan-bulatan kecil, ysng di sebut blastokis. Setelah sekitar 3 hari, blastokis mengandung sekitar 60 sel. Tetapi, karena  jumlahnya semakin bnyak, maka sel-sel ini semakin mengecil, sebab blastokis tidak mungkin lebih besar dari zigot yang asli. Pada saat terjadinya pembelahan, blastokis mengapung dan berproses di sepanjang tubafalopi.
Balstokis yang berisikan cairan, dengan cepat mengalami sejumlah perubahan penting. Blastokis ini juga di bedakan atas 3 lapisan yaitu, lapisan atas, lapisan tengah, lapisan bawah. Dari lapisan atas berkembangan rambut, gigi, dan kuku; kulit lapisan luar (kulit ari) dan kelenjar-kelenjar kulit; panca indra dan system saraf. Dari lapisan tengah berkembang otot, tulang atau rangka, system pembungan kotoran dan system peredaran darah, serta kulit lapisan dalam. Sementara itu lapisan bawah menjadi system pencernaan, hati, pancreas,kelenjar ludah, dan system pernapasan. Dalam waktu singkat plasenta, tali pusat, dan kantong amniotic juga akan terbentuk dari sel-sel blastokis. Setelah bebrapa hari kira-kira seminggu setelah konsepsi blastokis menempel di dinding rahim. Blastokis yang telah tertanam secara penuh di dindidng rahim inilah yang di sebut embrio.
b.   Tahap Embrio (Embriyonic Stage)
Tahap yang kedua dari periode prenatal di sebut tahap embrio, yang dalam psikologi islam di sebut tahap ‘alaqah, yaitu segumpalan dara yang semakin membeku. Tahap embrio ini di mulai dari 2 minggu sampai 8 minggu setelah pembuahan, yang di tandai dengan terjadinya banyak perubahan pada semua organ utama dan system-sistem fisiologis. Tetapi, karena ukuran panjangnya hanya sekitar 1 inci, maka bagian-bagaian tubuh embrio itu belum sepenuhnya terbentuk tubuh orang dewasa. Meskipun demikian, ia sudah terlihat jelas dan dapat di kenali sebagai manusia dalam bentuk kecil.
Selama periode embrio ini, pertumbuhan terjadi dalam dua pola, yaitu cephalocaudal dan proximodistal. Cephalocaudal artinya proses pertumbuhan yang di mulai dari bagian kepala, kemudian terus ke bagian bawah dan sampai ke bagian ekor. Dengan kata lain, kepala, pembuluh darah, dan jantung – bagian-bagiandan organ-organ tubuh yang paling penting – lebih dahulu berkembang dari pada lengan, tangan dan kaki. Adapun yang dimaksud dengan pertumbuhan secara proximodistal adalah proses pertumbuhan yang di mulai dari bagian-bagian yang paling dekat dengan pusat (tengah) badan, kemudian baru ke bagian-bagian yang jauh dari pusat badan.
Disamping itu, dalam periode embrio ini, terdapat tiga sarana penting yang membantu perkembangan struktur anak, yaitu: kantong amniotic, plasenta, dan tali pusat. Kantung amniotic berisi cairan amniotic, suatu cairan bening tempat embrio mengapung dan berfungsi sebagai pelindung dari goncangan fisik dan perubahan temperature. Plasenta adalah suatu tempat pada dinding peranakan dimana ibu mensuplai oksigen dan bahan-bahan makanan kepada anak dan anak mengembalikan sisa buangan dari aliran darahnya. Jadi, plasenta merupakan sarana penghubung antara ibu dan embrio.
Sementara itu, tali pusat adalah suatu saluran lembut yang terdiri atas pembuluh-pembulu darah yang berfungsi menghubungkan embrio dengan plasenta. Tali pusat ini terdiri dari dua pembuluh darah besar, pertama untuk menyediakan bahan makanan dan  kedua untuk membawa sisa sisa buangan ke tubuh ibu. Tali pusat ini tidak memiliki urat saraf, sehingga apabila di potong tidak akan menimbulkan rasa sakit.
Periode embrio ini juga di tandai dengan suatu perkembangan yang cepat pada system saraf. Hal ini terlibat bahwa pada umur 6 minggu embrio telah dapat di kenali sebagai manusia, tetapi kepala lebih besar di bandingkan dengan bagian-bagian badan lain. Pada umur 8-9 minggu, perubahan janin semakin terlihat dengan jelas. Muka, mulut, mata, dan telinga sudah mulai terbentuk dengan baik. Lengan dan kaki lengkap dengan jari-jarinya sudah nampak pada tahap ini organ-organ seks juga mulai terbentuk. Demikin juga dengan otot dan tulang rawan mulai berkembangan. Organ dalam, seperti isi perut, hati, pancreas, paru-paru, dan ginjal, mulai terbentuk dan mulai berfungsi secara sederhana.
c.   Tahap Janin (Fetus Stage)
Periode ketiga ini disebut dengan periode fetus atau periode janin. Periode ini dimulai dari usia 9 minggu sampai lahir. Dalam periode ini, ciri-ciri fisik orang dewasa secara lebih proporsional mulai terlihat. Kepala yang tadinya lebih besar dari bagian badan lainnya mulai mengecil. Kaki dan tangan terus meningkat secara substansial. Pada bulan ketiga janin secara spontan sudah dapat menggerakkan kepala, tangan dan kakinya, serta jantungnya mulai berdenyut.
Sel-sel saraf, yang ada sejak minggu ketiga jumlahnya meningkat pesat pada bulan-bulan kedua, ketiga dan keempat. Apakah peningkatan pada saat ini akan terus berkembang atau tidak itu bergantung pada kondisi di dalam tubuh ibu.
Setelah sekitar 8 minggu kehamilan, embrio berkembang menjadi sel-sel tulang. Dalam hal ini embrio memperoleh suatu nama baru, janin (fetus). Dalam periode ini, ciri-ciri fisik orang dewasa  secara lebih proporsional mulai terlihat. Kepala yang tadinya lebih besar dari begian badan lainnya mulai mengecil. Kaki dan tangan terus meningkat secara subtsansial. Pada bulan ketiga, janin yang panjangnya kira-kira 3 inci dan berat kira-kira ¾ on situ secara spontan sudah dapat menggerakkan kepala, tangan dan kakinya, serta jantungnya mulai berdenyut.
Menurut psikologi islam, setelah janin dalam kandungan itu genap berumur 4 bulan, yaitu ketika janin mulai terbentuk sebagai manusia, maka di tiupkan ruh ke dalamnya. Bersamaan dengan peniupan ruh ke dalam janin tersebut, juga di tentukan hokum-hukum perkembangannya, seperti masalah-masalah  yang berhubungan dengan tingkah laku (sifat, karakteristik, dan bakat), kekayaan, batas usia, dan lain-lain.
Pada bulan keempat dan kelima, ibu sudah bisa merasakan gerakan-gerakan janinnya seperti menonjok-nonjok atau menendang-nendang. Pada saat ini panjang janin kira-kira 4,5 inci.
Pada permulaan bulan ketujuh, panjang janin kira-kira 16 inci dengan berat kira-kira 1,5-2,5 kg dan ciri-cirinya sebagai manusia semakin terlihat, terutama ketika rambut atau bulu menumbuhi kepalanya dan mulut mulai menonjol keluar, bergerak-gerak, dibuka dan ditutup, mereguk atau menelan dan menghisap ibu jarinya. Matanya juga mulai berkedip dan ia bisa menangis, meskipun matanya masih tertutup rapat. Pada masa ini pula, janin sudah memiliki kemampuan untuk hidup di luar kandungan. Akan tetapi, bayi yang lahir di usia kehamilan 7 bulan masih harus dibantu untuk proses pernapasannya.
Riset terbaru menunjukkan bahwa janin juga telah mampu mendengar atau responsive terhadap stimulus dari lingkungan eksternal, terutama sekali terhadap pola-pola suara. Dalam suatu studi mengenai kemampuan janin mereaksi atau merespon rangsangan eksternal, Dr. Seus’s meminta kepada ibu-ibu hamil untuk membacakan sebuah cerita anak-anak “the cat in the hat” dengan suara nyaring kepada bayi yang di kandungnya sebanyak dua kali sehari selama 6 minggu terakhir kehamilannya.beberapa hari setelah kelahiran, bayi kembali diperdengarkan pada cerita yang sama dan sebuah cerita lain yang belum perna diperdengarkan sebelumnya. Untuk membentuk cerita mana yang lebih di sukai, bayi di beri sebuah dot yang dapat merekam setiap perubahan dan peningkatan atau penurunan interval waktu menyusun. Ternyata, perubahan kecepatan dan peningkatan menyusui terjadi pada waktu bayi mendengar cerita “the cat in the hat”. Tetapi hal demikian tidak terjadi pada waktu mendengarkan cerita baru. Jadi, bayi menunjukkan suatu  pilihan yang menunjukkan suatu pilihan yang jelas berdasarkan pada pengalamannya selama masa prenatal.
Pada 2 bulan terakhir masa perkembangan prenatal, jaringan lemak terbentuk dan fungsi beberapa organ seperti jantung dan ginjal mulai meningkat. Pada masa 8-9 bulan, janin tumbuh semakin besar dan beratnya mulai substansial, sekitar 1,8 kg.



C.    Aspek-aspek perkembangan prenatal
1.   Psikologis :
 Setiap hal yang berhubungan dengan ibu hamil akan mempengaruhi keadaan bayi, mulai dari makanan, aktivitas, hingga emosi. Emosi ibu hamil dapat mempengaruhi janin yang dikandungnya karena janin sudah memiliki saraf dan otak yang mulai terbentuk sehingga otak dapat merekam berbagai sensasi yang dirasakan ibunya, sensasi yang dirasakan ibu digunakan sebagai pelajaran untuk hidupnya di masa mendatang. Saat ibu merasakan suatu hal, baik senang, marah, atau sedih, ada zat-zat yang terlepas dari dalam tubuh ibu menuju ke bayi melalui plasenta. Semua jenis perasaan yang muncul ini akan memberikan pengaruh positif pada janin.
2.   Fisik  Germinal :
a.    Pertemuan sel ovum dan sel sperma ( berlangsung 2 minggu pertama).
b.   Menghasilkan zigot.
c.    Menjadi embrio.
d.   Ectoderm : berkembang rambut, gigi, dan kuku, kulit ari & kelenjar kulit, panca indra, sytem syaraf .
e.    Mesoderm : berkembang otot, tulang, sistem pembuangan kotoran, sistem peredaran darah, dan kulit lapisan dalam.
f.    Endoderm : berkembang sisitem pencernaan, hati, pancreas, kelenjar ludah, dan sistem pernafasan.
g.   Plasenta, tali pusar, dan kantong amniotic terbentuk dari sel blastokis.
3.   Fisik  Embrionik (2-8 Minggu) :
a.    Embrio berukuran 1 inchi
b.   Perubahan organ utama & sistem fisiologi
c.    Perkembangan struktur anak yaitu kantong Ammotic,plasenta dan tali pusar
d.   6 minggu sudah dikenali sebagai calon manusia
e.    8-9 minggu peruba han janin semakin terlihat jelas


4.   Fisik  Janin (fetus) mudhghah (9 minggu – 9 bulan ) :
a.    Panjang janin bertambah 3 inchi , beratnya ¾ ons.
b.   Spontan dapat menggerakkan kepala, tangan, kaki, dan jantung mulai berdenyut
c.    4 bulan ibu mulai merasakan gerakan janinnya, panjang janin sekitar 4,5 inchi
d.   5 bulan kehamilan hamper sempurna. Panjang janin sekitar 6 inchi dan mampu mendengar serta bergerak lebih bebas. Tangan dan kaki sudah lengkap.
e.    6 bulan panjang janin sekitar 10 inchi. Mata sudah terbentuk dengan lengkap, bintik – bintik pengecap pada lidah. Janin mampu bernafas dan menangis lemah.
f.    7 bulan mampu membedakan macam – macam rasa dan bau, kemampuan dangkal dan tak teratur.
g.   7 bulan sampai masa kelahiran tegangan otot bertambah, grakan lebih sering dan pernafasan menjadi jelas, kunyahan,  hisapan, dan tangisan lapar menjadi kuat, posisi kepala kearah pelvis dan siap keluar
5.   Sosial :
Sikap yang berarti dalam kehidupan anak, terutama anggota keluarga terbentuk pada waktu ini dan mempunyai pengaruh yang nyata terhadap perlakuan mereka, terhadap anak tersebut selama awal tahun pembentukan kehidupan. Kalau sifai ini berupa emosional,maka dapat merusak keseimbangan ibu (Mother’s homeostatis) dan mengganggu kondisi tubuh ibu yang Sngat penting dalam perkembangan normal dari individu yang baru terbentuk.
6.   Tugas : -

D.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal.
Sebagaimana telah di jelaskan sebelumnya bahwa periode prenatal merupakan periode yang sangat penting dan menentukan perkembangan individu pada periode-periode berikutnya. Selama periode prenatal ini, rahim merupakan lingkungan yang sangat menentukan perkembangan janin. Pada umumnya, kondisi rahim ibu itu sangat nyaman bagi janin dan terlindung dari setiap gangguan. Tetapi, hal ini tidak berarti bahwa janin tersebut secara absolute luput dari pengaruh-pengaruh luar. Pada uraian berikut ini akan di bahas beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal.
1.   Kesehatan Ibu
Penyakit yang di derita ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal. Apalagi penyakit tersebut bersifat kronis, seperti kencing manis, TBC, radang saluran kencing, penyakit kelamin dan sebagainya, dapat menyebabkan lahirnya bayi-bayi yang cacat. Demikian pula, bila terjadi benturan ketika janin berusia 3 bulan di sertai dengan gangguan kesehatan pada ibu, seperti influenza, gondok atau cacar, dapat merusak perkembangan janin. Bahkan, apabila ibu hamil terserang campak rubella (campak jerman), dapat di pastikan bahwa 60% kemungkinan bayi lahir dalam keadaan cacat. Jika campak rubella menyerang pada 2 bulan pertama kehamilan, mengakibatkan kebutaan, ketulihan, kelainan jantung, kerusakan pada system saraf pusat, serta keterbelakangan mental dan emosional.


2.   Gizi Ibu
Hal ini adalah karena janin yang sedang berkembang sangat tergantung pada gizi ibunya, yang di peroleh melalui darah ibuya. Oleh karena itu, makanan ibu-ibu yang sedang hamil harus mengandung cukup protein, lemak, vitamin dan karbohidrat untuk  menjaga kesehatan bayi. Anak-anak yang di lahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi cenderung cacat. Suatu investigasi tentang ibu-ibu mendokumentasikan pentingnya peran gizi dalam perkembangan masa prenatal dan kelahiran. Ternyata, ibu-ibu yang makanannya paling buruk  cenderung memiliki anak yang beratnya paling rendah, kurang vitalitas, dan lahir prematul atau meninggal. Dalam investigasi lain, makanan tambahan yang di berikan kepada ibu-ibu yang kekurangan gizi selama kehamilan meningkatkan performa anak anak mereka selama 3 tahun pertama kehidupannya.
3.   Pemakaian Bahan-Bahan Kimia Oleh Ibu
Bahan-bahan kimia yang terdapat pada obat-obatan atau makanan yang ada dalam peredaran darah ibu yang tengah hamil, dan mempengaruhi perkembangan janin. Bahan-bahan kimia tersebut dapat menimbulkan efek samping, baik pada fisik meupun pada system kimiawi dalam tubuh janin, yang dinamakan metabolite. Bahan-bahan kimia juga dapat mempengaruhi lingkungan didalam rahim ibu yang secara tidak langsung juga mempengaruhi janin.
Salah satu jenis obat yang mengandung bahan kimia yang membahayakan perkembangan janin adalah thalidomite. Pada orang dewasa, thalidomite tidak berdampak buruk. Tetapi, pada embrio, obat penenang itu sangat merusak. Kalau ibu menelan thalidomite selama dua bulan pertama kehamilan, dapat menghambat pertumbuhan lengan dan kaki janin.
Minuman yang mengandung alcohol juga merupakan zat lain yang dapat mempengaruhi perkembangan prenatal.  Wanita pecandu alcohol dan tetap meminumnya selama kehamilannya dalam frekuensi yang sering, kemungkinan besar akan melahirkan  bayi dengan gejala yang disebut “sindrom alcohol janin”, yaitu sekelompok keabnormalan yang tampak pada anak dari ibu yang banyak meminum alcohol selama kehamilan. Keabnormalan itu meliputi cacat pada wajah, seperti hidung dan bibir bawah yang pendek.
Menghisap rokok oleh wanita hamil juga dapat berdampak buruk bagi perkembangan masa prenatal. Merokok selama kehamilan  dapat menyebabkan pengurangan bobot kelahiran, menimbulkan resiko aborsi spontan, kelahiran premature, dan sindrom kematian bayi yang tinggi selama Proses kelahian, serta penyesuaian diri yang buruk.
4.   Takhayul dan kenyataan di Indonesia
Di Indonesia banyak di permasalahkan mengenai pengaruh tingkah laku orang tua terhadap keadaan bayi yang akan di lahirkan. Misalnya bila ayah atau ibu  atau keduanya benci sama seseorang, maka anaknya akan mirip dengan orang yang di benci tadi. Bila ayah atau ibu membunuh seekor hewan, misalnya ular, pada waktu ibu sedang hamil, anaknya akan mempunyai gambar mirip ular pada kulitnya. Hal-hal ini semua belum merupakam hasil pembuktian ilmiah, dari itu masih termasuk lingkup takhayul.
5.   Keadaan Dan Ketegangan Emosi Ibu
 Keadaan emosional ibu selama kehamilan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan masa prenatal. Hal ini adalah karena ketika seorang ibu hamil mengalami ketakutan, kecemasan, stres dan emosi lain yang mendalam,  maka terjadi perubahan psikologis, antara lain meningkatnya pernapasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormon adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan akan menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan membuat janin kekuranagn darah.
Ibu yang mengalami kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum atau selama kehamilan, kemungkinan besar mengalami kesulitan medis dan melahirkan bayi yang abnormal dibandingkan dengan ibu yang relatif tenang dan aman. Goncangan emosi diasosiasikan dengan kejadian aborsi spontan, kesulitan proses lahir, kelahiran prematur dan penurunan berat, kesulitan pernapasan dari bayi yang baru lahir dan cacat fisik.
6.   Sinar-X (X-ray) dan Kehamilan
Dalam sebuah Blog yang mengutip tentang dampak sinar-X terhadap kehamilan, memberikan kita pencerahan bahwa Sinar-X adalah suatu radiasi berenergi kuat yang tergantung pada dosisnya, dapat mengurangi pembelahan sel, merusak materi genetik, dan menimbulkan defek pada bayi yang belum dilahirkan. Sel-sel yang membelah cepat adalah paling sensitif terhadap paparan sinar-x. Bayi dalam perut ibu sensitif terhadap sinar-x karena sel-selnya masih dalam taraf pembelahan dengan cepat, dan berkembang menjadi jaringan dan organ yang berbeda-beda. Pada dosis tertentu, paparan sinar-x pada wanita hamil dapat menyebabkan keguguran atau cacat pada janin yang dikandungnya, termasuk kemungkinan terjadinya kanker pada usia dewasa. Memang sebagian besar prosedur pemaparan sinar-x menghasilkan radiasi yang relatif ringan. Namun sebagai langkah jaga-jaga, penggunaan sinar-x pada wanita hamil kecuali benar-benar perlu, harus dihindari. Wanita yang melalui pemeriksaan rontgen sebelum mengetahui status kehamilannya harus berbicara kepada dokternya. Paparan radiasinya diukur dengan satuan rad atau unit radiasi yang diserap. Satuan lain adalah penghitungan berdasarkan kerusakan biologis akibat paparan radiasinya. Radiasi sinar-x dengan kekuatan tertentu (sesuai dosis) dapat mengurangi pembelahan sel, merusak materi genetik dan menimbulkan cacat pada bayi yang belum dilahirkan. Sinar-x sangat berbahaya terutama bagi sel yang membelah dengan cepat.

















BAB III
PEMBAHASAN

A.    Hasil pengamatan
Observasi 1
Ibu Hamil Usia Kandungan 5 bulan
No
Psikologi
Fisik
Sosial
1
Yang dirasakan si jabang bayi ketika si ibu marah atau tertawa terbahak-bahak adalah perut terasa kencang.
Usia 4 bulan hanya denyut jantung bayi yang terasa
Bayi bisa diajak berkomunikasi umur 4 bulan

Observasi 2
Ibu Hamil Usia Kandungan 9 bulan
No
Psikologi
Fisik
Sosial
1
Ketika ibu marah atau merasakan kelelahan perut terasa kencang
Bayi menendang nendang, berputar
Bayi diajak berbicara,
2
Ketika ibu merasa senang perut terasa nyaman seolah olah tiada beban
Kenaikan berat badan ibu sekitar 10 kg
dinyanyikan, didengarkan musik

Observasi 3
Ibu yang memiliki anak usia 2 tahun
No
Psikologi
Fisik
Sosial
1
Saat ibu marah sedih senang ibu tidak merasakan reaksi apapun si jabang bayi
Pada usia 5 bulan ibu mulai merasakan gerakan dari sang anak dan gerakan semakin kuat seiring bertambah usia
Ibu sering mengelus-elus anaknya tanpa mengajak komunikasi


B.    Pembahasan
Hasil observasi yang kami lakukan terhadap 3 ibu hamil yaitu
1.     Ibu hamil usia kandungan 5 bulan
2.     Ibu hamil usia kandungan 9 bulan
3.     Ibu yang memiliki anak usia 2 tahun
Dari hasil observasi yang kami lakukan hasilnya sesuai dengan teori. Dimana teori menyebutkan bahwa perkembangan psikologis sudah dimulai pada tahap prenatal. Dimana bayi di dalam kandungan bisa merasakan apa yang dilakukan ibunya. Ketika ibu sedang marah perut akan terasa kencang, ketika senang tubuh  ibu terasa nyaman. Hal ini menunjukkan bahwa semua jenis perasaan yang muncul akan memberikan pengaruh terhadap janin. Adapun  perkembangan  fisik pada usia kandungan 4 bulan  ibu mulai merasakan gerakan detak jantung pada  janinnyai. Dalam  istiadat jawa biasanya di adakan syukuran 4 bulanan. Karena mereka  menyakini bahwa usia tersebut Allah telah meniupkan ruh kedalam jabang bayi. Pada usia kandungan 5 buln si jabang bayi mulai melakukan gerakan dan gerakan ini akan bertambah kuat seiring bertambahnya usia kandungan. Selanjunya pada usia 4 bulan terjadi perkembangan sosial. Di mana sang ibu mulai mengajak berkomunikasi si jabang bayi. Pada usia 5 bulan bayi mulai bisa mendengar. Si jabang merespon reaksi itu dengan melakukan gerakan- gerakan kecil. Hasil interaksi itu  bisa di contoh pada sebagian  hafidzh Indonesia. Dimana ketika ibu mengandung ibu biasa membacakan ayat- ayat qur’an. Sehingga ketika lahir pada usia tertentu ibu mengajarkan kembali apa yang pernah diajarkan dulu sewaktu didalam kandungan sehinnga anak mudah merespon dan mampu menghafal dengan cepat.

BAB IV
PENUTUP

A.      Simpulan
Masa prenatal adalah masa yang paling singkat dibandingkan dengan tahap perkembangan lainnya tetapi tahap ini merupakan tahap yang paling penting untuk perkembangan selanjutnya.
Tahap perkembangan masa prenatal :
2.     Persepektif islam
a.      Tahap sulatin min thin ( sari pati tanah )
b.     Tahap nutfah
c.      Tahap ‘alaqoh
d.     Tahap mudghah
e.      Tahap ‘idzaman
f.      Tahap lahman
g.     Tahap takhalluq ( masa perkembangan )
3.     Persepektif barat
a.      Tahap germinal (germinal stage)
b.     Tahap embrio (embriyonic stage)
c.                Tahap janin (fetus stage)
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal :
1.     Kesehatan ibu
2.     Gizi ibu
3.     Pemakaian bahan-bahan kimia oleh ibu
4.     Tahayul dan kenyataan di Indonesia

5.     Keadaan dan ketegangan emosi ibu
6.     Sinar x (X-ray) dan kehamilan
B. Saran
Sebaiknya dalam  penelitian dilakukan dengan data yang lebih banyak lagi agar data lebih akurat. Dan dalam observasi ibu hamil diutamakan pada usia kandungan 9 bulan semua,





















DAFTAR PUSTAKA

Arofati,lailia.2015. Perkembangan Masa Parental . http//: www.m.kompasiana.com .
Diakses pada 28 April 2016, pukul 11:44.
Hamdani,Irawati.Benarkah Emosi Ibu Hamil Mempengaruhi. http://www.kesehatanibuhamil.com.Diakses pada 19 Mei 2016.
Rifa’i,Ahmad,Catharina Tri Anni.2012.Psikologi Pendidikan. Semarang: Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Maf'ul Mutlaq dan Ma'ul Ajalah

Daftar isi