Pak tua #part2

"Jangan melamun pak" kata takmir masjid yang mengagetkan pak tua.
Pak tua pun tergagap karena kaget akan kedatangan takmir masjid yang tiba-tiba.
"Saya tidak melamun ustadz" kata pak tua
"Saya bukan ustadz, saya hanya takmir masjid disini"
Pak tua terdiam dan melanjutkan lamunannya, sang takmir masjid pun melanjutkan tembakan pertanyaannya.
"saya sering melihat bapak ke sini, tapi hanya sampai batas suci, kecuali saat hujan turun bapak baru mau masuk kedalam masjid. Hampir setiap hari bapak kesini, dan selalu saya temukan dalam keadaan melamun. Sebernya apa yang bapak pikirkan ?"
"Hidupku ...uhuk uhuk" pak tua itu menjawab dengan terbatuk-batuk.
"Apa bapak sakit keras?"
"Tidak"
"Apa bapak ini hidup sebatang kara?"
"Tidak"
Sejenak mereka berdua terdiam, hujan sore itu mulai turun. Mendung tampaknya menyelimuti hati pak tua
"Semua orang pasti mengira aku hidup sebatang kara..." perkataannya tercekat, mengambang diudara
"Dulu aku juga punya keluarga.. Namun Tuhan tampaknya tak suka dengan hidupku yang bahagia, kebahagiaan yg sesaat lalu kebahagiaan itu diambil dengan begitu kejam ! Tuhan tak ingin aku bahagia ! 1 tahun aku menikahi istriku, dalam satu tahun itu pula DIA ambil istriku. Istriku meninggal ketika melahirkan putri pertama kami. Hahaha ini sama dengan kehidupanku dulu, ketika ibuku meninggal saat melahirkanku"
Pelupuk matanya tampak menyimpan air mata yang siap ditumpahkan, begitu berkaca-kaca tampak benar-benar teriris dengan takdir hidupnya.

#bersambung
#continuepart3

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Psikologi Perkembangan Masa Pranatal

Makalah Maf'ul Mutlaq dan Ma'ul Ajalah

Daftar isi