Cerpen SMA
Derai Tangisku
Sore itu seperti
hari biasanya, Aku pergi ketaman kota bersama sahabat-sahabatku, seharusnya
kami berempat namun sayang devi tak bisa ikut.
“Devi kemana?”
tanyaku pada kedua sahabatku
“tauk.. “ jawab
ayuk
“emm.. tadi sih
suruh nganterin mamahnya ke dokter” jawab upiq
“owwh emang
mamahnya sakit apa ?”
“ituloh masuk
angin”
Tak terasa satu
jam telah berlalu. Sunguh tak terasa mungkin karna terlalu asiknya kami.
“pulang yuk!” kata
ayuk
“aku disini dulu
aja deh”
“udah mendung aya
kamu masih tetep mau disini ?” Tanya upiq meyakinkan aku
“iya aku mau
disini dulu,kalo kalian mau pulang duluan gpp kok”
“yaudah kita
pulang duluan ya?”
“iya..”
“dada…”balasku
sambil melambaikan tangan kepada mereka.
Sebenarnya aku tak
membawa payung tapi entah rasanya aku tak mau pulang dulu. Untuk menikmati
kenyamanan. Oh ya sebenarnya aku ini bukan anak yang tahanan,aku tu anaknya
gampang sakit,kehujanan dikit flu,kena angin masuk angin,kecapekan tifus. Hufft
bener-bener aku harus bisa jaga diri aku. Lama aku duduk ditaman sendirian,kini
aku memutuskan untuk pulang. Saat berjalan keluar aku tak sengaja melihat Devi
masuk ke taman, aku pun mengikuti jejaknya dan meninggalkan langkah pulangku.
Aku melihatnya duduk dengan seorang laki-laki, aku taka sing dengannya.
“ada apa?”
“aku mau ngomong
sesuatu tentang perasaanku”
“apa?”
“kamu mau ngga
jadi pacarku?”
“apa? Ngga
mungkin, aku ngga bisa”
“kenapa?”
“sahabatku
menyukaimu, aku ngga mau sedih hanya karena ini”
“siapa sahabatmu?”
“aya ! dia
menyukaimu, udah lama dia suka kamu, dia juga selalu cerita tentang kamu”
“aku kecewa sama
kamu vi!”
“terserah”
Aku mendengar
pembicaraan mereka, aku juga tau siapa laki-laki itu. Dia stefen laki-laki yang
selama ini aku puja. Rasanya sedih dan lemas saat mendengar pembicaraan mereka walau
pada akhirnya dewi menolak stefen, tapi hatiku terasa sakit,sungguh terasa
sakit. Aku merasa tak kuat lagi dengan semua ini Aku menangis , air mataku
terurai disertai dengan turunnya hujan. Aku tertunduk dan tertunduk lemas, aku
membiarkan diriku basah dengan tetesan air mataku dan hujan yang saat itu mulai
deras.
“kenapa begini?”
ucapku pada diriku.
Aku tak juga
beranjak dari dudukku. Aku tetap membiarkan tubuhku dingin dan kuyup walau aku
tau aku tak akan kuat dengan inidan mungkin besok aku tak akan berangkat
sekolah karena sakit.
Tiba-tiba seorang
laki-laki berdiri didepanku dengan membawa payung.
“aya kamu ngga
papa?”
Suara itu seperti
taka sing ditelingaku. Aku mengangkat wajahku dan menatap laki-laki didepanku.
“andri?’
“kamu kenapa
disini? Bangun deh”
“pakai ya” dia
menyopot jaketnya untuk ku
“makasih ya”
ucapku
“iya.. ayo ku
antar pulang”
Akupun berjalan pulang diantar olehnya sekitar 10
menit aku sudah sampai dirumahku.
“terima kasih”
“iya”
Aku segera masuk
kedalam rumah dan mengganti pakaianku dengan pakaian yang hangat. Semenjak
kejadian itu hari-hari tak lagi seceria dulu. Aku selalu menangis jika
mengingat kejadian itu aku juga menjauhi devi. Kini aku jarang kumpul dengan
sahabat-sahabatku aku akan kembali kepada mereka kalau aku telah bisa melupakan
kejadian itu, mungkin aku terlalu egois tapi inilah aku, aku tidak mudah
melupakan sesuatu dan aku butuh waktu yang lama untuk melupakan kejadian itu.
Komentar
Posting Komentar