Pak tua #part3

'Jadi pak tua ini punya putri?' gumam sang takmir.
"Bapak ini sudah hampir jam 6, saya akan bersiap-siap untuk adzan maghrib, mari kita ambil air wudhu" ajak sang takmir dengan mengembangkan senyum sepuluh sentinya.
Mereka berdua beranjak, tetapi ketika sang takmir melangkah menuju tempat wudhu pak tua malah turun dari masjid dan berjalan meninggalkan masjid. Berjalan di bawah rintik hujan dengan langkah terseok-seok. Tubuh renta yang tetap berusaha tegar menjalani hidup. Osteoporosis yang telah menyerang tulang tua itu membuat tubuhnya bungkuk ,bagaikan rumah reot yang hampir runtuh mungkin tubuh dan jiwanyapun seperti itu.

**
"Assalamualaikum bapak :)" sapa takmir masjid di suatu sore kemudian
"Iya" jawab pak tua singkat
"Bapak kemarin cerita , bahwa bapak punya putri? Ehm lalu..." suara sang takmir mengambang takut-takut meneruskan pertanyaannya.
Sejenak sang takmir mengambil nafas dalam sangat dalam kemudian dihembuskan, dia ulangi lagi mengambil nafas dalam dan di hembuskan "huuuuuhh"
"Putri bapak kemana?"
Pak tua itu langsung menatap nanar, dalam dan tajam pada sang takmir. Sekejap sang takmir langsung memalingkan muka dan membuang pandangannya pada pepohonan yang tumbuh mengelilingi masjid. Masjid yang rimbun akan pepohonan, sangat nyaman untuk siapapun yang singgah disana.
"Putriku diangkat menjadi anak asuh orang lain, orang piyayi. Sekarang dia sedang kuliah di Royal Holloway, Universitas of London bidang film dokumenter. Dia anak yang cerdas, kau tau? Dia disana karna mendapat beasiswa. Tentu saja orang tua angkat putriku sangat bangga dan sayang terhadap nya, sebagaimana aku orang tua kandungnya. Tapi sayang bukan berkat aku putriku bisa seperti saat ini. Tapi berkat orang tua asuhnya"

#bersambung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Psikologi Perkembangan Masa Pranatal

Makalah Maf'ul Mutlaq dan Ma'ul Ajalah

Daftar isi